Jumat, 26 November 2010

CERITA MISTERI S1BOY

Sudah jam 10 malam. Capek juga ngetik. Apalagi sendirian di ruang komputer. (Sekarang kelas 8d) Kuputuskan untuk mematikan komputer.

Pintu kukutup. Lampu sepeda motor kunyalakan agar tampak jelas lobang kunci pintu. Belum selesai mengunci, aku dikerjain. Lampuku dibuat mainan. dinaikkan, diturunkan. Aku cuma tersenyum. Wah dasar Pak Sutris penjaga sekolah suka ngerjain. Dikira aku takut ya.

Selesai mengunci segera aku bergegas ke sepdeaku. Wah ............ kok gak ada orang? Siapa yang membuat mainan lampu sepedaku tadi?...........

Uiiiiiiiii Uiiiiiiiiiiii


“Ui...! Uii...”
Kudengarkan teriakan itu. Apa ya? 
“Ui...!’ terikaan itu lagi. Kudengar pintu rumah diketuk. Oo ternyata ada tamu. Aku pun bergegas keluar kamar dan menyilakan masuk .

Mengapa dia tidak memanggil namaku Pak Budi , atau Pak Guru. Padahal dia sudah tahu siapa namaku.

Itulah cara  orang-orang Dayak Benoaq memanggil orang jika akan masuk ke rumah orang atau bertamu.

“Kucingmu saja punya nama dan kau panggil namanya. Mengapa ke rumah orang tidak kau panggil nama saja?” tanyaku pada murid-muridku. Mereka hanya diam dan tersipu. Tak ada yang bisa menjawab mengapa bertamu dengan panggilan “U......i.....”

Kamis, 25 November 2010

CERITA MISTERI S1BOY

Waktu itu malam persami. Aku tidur di ruang perpustakaan (sekarang ruang komputer). Kukunci pintu dari dalam. Jika ada teman uru mau masuk biar mengetuk pintu.
Malamnya, wah siapa suara ngoroknya banter banget. Aku cuek saja. Ketika adzan subuh aku bangun. 
Lho pintu masih terkunci. Siapa yang tadi malam ngoroknya banter..............
ahhhhhhh

Minggu, 21 November 2010

SINOPSIS “DOLANAN DAKON”


SINOPSIS  “DOLANAN DAKON”
DISUSUN DALAM RANGKA MENGIKUTI
FESTIVAL DOLANAN DAKON
KABUPATEN TULUNGAGUNG
 


DISUSUN OLEH
UPTD SMPN 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2010


SINOPSIS  “DOLANAN DAKON”
DISUSUN DALAM RANGKA MENGIKUTI
FESTIVAL DOLANAN DAKON
KABUPATEN TULUNGAGUNG
Jumlah alat             : 5 buah
Bahan                       :  Kayu
Jumlah lobang       :  16 termasuk dua lumbung
Jumlah kecik           : 7 kecik setiap lobang x 2 x 5 alat = 700 kecik
Bahan kecik             :  700 kecik tanjung 700 kecik sawo
Jumlah pemain      : 10 siswa putri
Jumah pembina    : 3 pembina
Pakaian                    : Adat Jawa (keraton)
                                     Pemilihan pakaian ini menyesuaikan dengan alat yang digunakan. Karena alat yang digunakan bagus, maka sesuai untuk kalangan keraton. Jika alatnya sederhana, maka pakaian yang diginakan adalah pakaian jawa desa.
Mengetahui
Kepala UPTD SMPN 1 Boyolangu                                  Penyusun

HERU MUJIONO, S.Pd.                                                       BUDI HARSONO, S.Pd.
NIP19610622 198403 1 008                                              NIP 19650803 108412 1 001

  “DOLANAN DAKON”
Dakon atau ada yang menyebut dengan nama congklak merupakan permainan tradisonal. Permainan ini dulu sering dimainkan oleh anak-anak desa khususnya anak perempuan. Permainan yang berasal dari kalangan keraton ini sangat populer sebelum tahun delapan puluhan.
A. SEJARAH DAKON
Dakon atau ada yang menyebut dengan nama congklak merupakan permainan tradisonal. Permainan ini dulu sering dimainkan oleh anak-anak desa. Media yang digunakan pun bermacam-macam. Kalau di keraton, media yang digunakan terbuat dari papan yang dihiasi ornamen-ornamen menarik. Kalau di desa, media apa pun bisa digunakan. Misalnya membuat garis lingkaran-lingkaran di tanah sesuai dengan kebutuhan, atau membuat lobang-lobang di tanah sesuai dengan jumlah yang diinginkan.
Menurut Ambarbriastuti.multiply.com/journal/ yang dikutip Rabu, 3 November 2010 pulul 09.40 wib ternyata dakon mempunyai sejarah panjang. Secara internasional namanya adalah Mancala berasal dari bahasa Arab 'Naqala' yang artinya bergerak (wikipedia). Menurut dugaan asalnya dari Jordania setelah ditemukan papan mainan yang berusia 7000-5000 th sebelum masehi. Sedang di Afrika permainan ini juga sangat dikenal dengan nama Oware. Sampai ke Indonesia juga kemungkinan lewat perdagangan dengan saudagar Timur Tengah dan Afrika.
 Lebih lanjut Ambarbriastuti menceritakan bahwa dia pernah  bertemu teman dari Perancis. Hebatnya orang  Perancis itu adalah pemain dakon profesional. Hingga dia harus terbang ke negara Jerman untuk kompetisi dakon.


B. ISTILAH-ISTILAH DALAM PERMAINAN DAKON
1.      Lumbung
Lumbung adalah lobang untuk menyimpan kecik perolehan permainan yang terletak di sisi kiri kanan lobang-lobang dakon.
2.      Menang
Pemain dikatakan menang jika jumlah kecik di lumbung lebih banyak daripada jumlah batu di lumbung lawan
3.      Nembak
Pemain dikatakan nembak jika akhir dari putaran kecik yang dijalankan terletak pada posisi kosong, sedangkan lobang di pihak musuh berisi kecik. Jika nembak, berarti batu-batu di lobang lawan yang ditembak bisa diambil untuk disimpan di lumbung.

C. ATURAN PERMAINAN
·         Jumlah pemain
Jumlah pemain dua orang yaitu satu lawan satu.
·         Tempat permainan
Bebas dimana saja asalh kedua belah pihak menyepakati dan enjoy untuk bermain.
·         Kesepakatan permainan.  
o   Jumlah kecik setiap lobang, biasanya sesuai jumlah lobang pemain. Jika total lobang 14 tidak termasuk lumbung, maka jumlah kecik setiap lobang ada 7, yaitu 14 dibagi 2 pemain .
o   Permulaan permainan. Dimulai dengan suit, pemenang suit memulai permainan.
o   Aturan nembak. Jika nembak tidak disepakati maka aturan ini tidak digunakan.

·         Permulaan permainan
o   Permaian dimulai dari hasil suit. Pemenang suit mengambil kecik salah satu lobang kemudian didistribusikan ke semua lobang termasuk lobang musuh. Lobang yang tidak diisi adalah lumbung lawan.
o   Jika kecik yang diedarkan berakhir di lobang yang berisi kecik, maka kecik tersebut diambil semua untuk dibagi rata ke semua lobang. Begitu seterusnya sampai kecik berakhir di lumbung atau di lobang kosong.
·         Pergantian pemain
o   Pergantian pemain jika batu yang diedarkan berakhir di lumbung atau di lobang kosong, baik lobang kosong pemain atau lobang kosong musuh.
·         Akhir permainan
o   Permainan berakhir jika kecik sudah tidak ada yang bisa diedarkan lagi. Akhir permainan ditandai dengan menghitung jumlah kecik di lumbung masing-masing. Lumbung yang paling banyak isinya dinyatakan sebagai pemenang.
D. NILAI PEDAGOGIS DALAM PERMAINAN DAKON
Permainan jaman dulu, diciptakan bukan tanpa tujuan. Orang-orang tua pada masa lalu, mendidik anak, mensehati anak dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut diwujudkan dalam bentuk peralatan secara simbolik dalam upacara adat, atapun permainan. Permainan penuh nilai-nilai dan norma-norma luhur yang berguna bagi anak-anak untuk memahami dan mencari keseimbangan dalam tatanan kehidupan. Oleh karena itu, permainan tradisional yang diciptakan oleh leluhur bangsa ini pun berdasar atas banyak pertimbangan dan perhitungan.

Hal ini karena leluhur kita mempunyai harapan agar nilai-nilai yang disisipkan pada setiap permainan tersebut dapat dilaksanakan anak-anak dalam setiap tindakan dan perbuatannya dengan penuh kesadaran atau tanpa adanya paksaan.
a.     Belajar dari permainan (Learning by playing)
Bermain dakon akan memberi kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah. Pemain harus menggunakan pikirannya sambil menghitung kemungkinan kecik yang dibagai agar tidak segera mati di lumbung.
b.     Permainan mengembangkan otak kanan
Disamping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Bermain melalui permaianan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah.
c.     Permainan mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak
Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menempatkan dirinya sebagai mahluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran “baik” atau “jahat” membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi.
d.     Memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya.
e.     Menumbuhkan rasa kebersamaan
Dengan bermain dakon, anak-anak belajar untuk membagi rejeki secara  merata tanpa padang bulu. Milik lawan atau mili sendiri semua harus mendapat jatah yang sama.
f.        Nilai religius
Melatih peserta untuk jujur, menerima apa adanya. Apa yang diperoleh di lumbung dengan jumlah apa pun diterima tanpa harus protes dengan kekalahannya.
Inilah sinopsis dakon, dilihat dari sejarah dan manfaatnya, semoga bermanfaat bagi pelestarian khasanah budaya bangsa khususnya kalangan generasi muda.

Tugas Membuat Naskah Drama Kelas 8


TUGAS MEMBUAT NASKAH  DRAMA UNTUK DIPENTASKAN
Buatlah naskah drama, tema lingkungan hidup
Contoh:
1.      Permasalahan
Kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya
2.      Jalan cerita
a.      Tempat (setting)  di kantin
§  Ada penjual dan pembeli
§  Ada jajan dan situasi jual beli di kantin
§  Ada tempat sampah
§  4  membeli makanan. 3 orang membuang sampah seenaknya. 1orang menegur.
§  Yang ditegur tersinggung, terjadi pertengkaran
§  Ibu kantin melerai. Tanpa banyak bicara mengambil sampah dan dibuang di tempat sampah tanpa dipilah-pilah
§  Salah satu pembeli menegur bahwa cara membuang sampah salah.
§  Salah satu pembeli mengingatkan, cara menegur orang tua yang sopan
§  Terjadi pertengkaran lagi

b.      Tempat peristiwa di kelas
·         Pada jam istirahat, banyak siswa makan jajan di kelas
·         Salah satu siswa (yang menegur di kantin) mengingatkan temannya agar sampah dibuang di tempat yang benar.
·         Dua orang siswa (pelaku di kantin) membuang sampah seenaknya sengaja dibuat-buat.
·         Yang menginatkan tersinggung, terajdi pertengkaran
·         Bel  berbunyi. Kelas kotor
·         Wali kelas datang. Piket yang dimarahi wali kelas
·         Sambil membersihkan sampah, piket menyampaikan bahwa yang membuat kotor siswa ...
·         Akhirnya wali kelas menasehati cara membuang sampah

c.       Pelaku
1. (1)pemilik kantin
2. (4) orang siswa di kantin
3. (2) orang siswa piket


3.      Para pemain
Suitradara       :
Pemilik kantin :
Siswa di akntin            :
Piket                :
Contoh permasalahan
1.      Piket di UKS, ada siswa yang sering sakit di UKS Oarngnya sama, padahal beda kelas. Harinya selalau hari tertentu. Ternyata janjian untuk bertemu. Petugas lapor ke pembina UKS. Setelah ketahuan bahwa anaknya pacaran, orang tua dipanggil.
2.      Kegiatan Jumat bersih, kelas mendapat predikat terkotor. Wali kelas marah-marah. Ternyata siswa laki-laki tiak pernah mau membersihkan kelas.
3.      Pemanfaatan limbah. Ada siswa setiap pulang sekolah selalu pulang paling akhir. Ada temannya yang curiga. Dikira dia mencuri sesuatu di sekolah. Diintip gerak geriknya di sekolah. Ketika kethuan ada temannya mengintip dia lari dan tidak terkejar. Setelah diselidiki di rumah, ternyata dia sering ke tukang loak. Dia mencari sampah-sampah untuk dikumpulkan dan dijual untuk beaya sekolah.
4.      Kegiatan penghijauan ada penjaga sekolah yang mengambil tanaman yang bagus-bagus dibawa pulang.
5.      Terlambat  masuk sekolah dihukum untuk menyiangi taman.
6.      Perawatan taman di luar kelas tetapi sering diganggu teman lain.
7.      Lomba pemanfaatan limbah, ternyata banyak yang membeli di pasar. Padahal tujuannya agar siswa bisa membuat, bukan membeli.

Sabtu, 20 November 2010

Pembelajaran Membaca Tabel

ABSTRAK
BUDI HARSONO, 2010. Pembelajaran Membaca Tabel dengan Strategi Pemodelan  Kelas IX SMPN ! Boyolangu Tulungagung, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Islam Malang.

 Kata Kunci : membaca tabel, pemodelan, kuis

Membaca tabel kelihatanya mudah.  Karena anggapan itulah pembelajaran membaca tabel pun disampaikan ala kadarnya. Guru hanya menanyakan isi tabel kepada siswa tanpa menjelaskan bagaimana tabel itu dibaca.
Pembelajaran membaca tabel seharusnya disampaikan secara rinci dan sistematis, karena tabel pada dasarnya adalah ringkasan bacaan. Kehadiran tabel merupakan upaya penulis untuk membantu pembaca memahami isi bacaan. Agar mudah dipahami, membaca tabel dimulai dari membaca judul tabel, kolom, lajur, isi bahkan sampai pada keterangan tabel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran membaca tabel melalui strategi pemodelan dan kuis pada siswa Kelas 9 semester 2 SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Tahun 2010, mulai dari (1) mendeskripsikan persiapan  pembelajaran,  (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran, dan (3) mendeskripsikan pengevaluasian pembelajaran

PEMBELAJARAN MEMBACA TABEL
DENGAN STRATEGI PEMODELAN

Ada empat keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis umumnya diperoleh secara berurutan. Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang terampil menyimak dan berbicara, dan selanjutnya diikuti keterampilan menulis. Sebenarnya keterampilan itu dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu keterampilan yang bersifat menerima atau reseptif (menyimak dan membaca) dan keterampilan yang bersifat menghasilkan atau produktif ( menulis dan berbicara)
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang terdapat dalam Standar Isi  adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan membaca.
Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu bukan sekedar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987).
Dalam standar isi dinyatakan bahwa standar kompetensi membaca adalah agar siswa mampu membaca dan memahami ragam teks nonsastra dengan berbagai cara membaca. Misalnya  membaca ekstensif dan itensif, membaca cepat, membaca memindai, membaca sekilas, membaca grafik, bagan, tabel, diagram. Dalam  lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2007 tanggal 5 November 2007 Standar Kompetensi Lulusan ujian Nasional 2008 (SKL)  bahwa Standar Kompetensi Lulusan  mata pelajaran bahaa Indonesia aspek  membaca adalah  memahami berbagai bentuk wacana tulis (artikel, berita, opini/tajuk, tabel, bagan, grafik, peta, denah) dan karya sastra puisi, cerpen, novel, drama.
Dalam  standar kompetensi dan dan standar kelulusan tertera bahwa membaca tabel merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa.  Karena merupakan  kemampuan dasar yang harus dimiliki dan dikembangkan, seharusnya  pembelajaran dilaksanakan terencana, sistematis dan konstekstual.
Tes kemampuan membaca tabel  yang difokuskan pada kelengkapan data di kelas 9 menunjukkan perolehan bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menjawab  dengan benar. Tidak ada siswa yang mendapatkan nilai  lebih dari 80. Siswa yang memperoleh nilai antara 70 dan 80 sebanyak 5 siswa atau 12 % dari 44 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 60 sampai dengan  69 sebanyak 43% atau 19 siswa, sedangkan sisanya, 20 siswa atau 25% mendapat nilai di bawah 60.
Sebagian besar kesalahan mereka terdapat pada ketidaklengkapan infomasi yang ada dalam tabel, misalnya ada siswa yang lupa membaca judul, ada siswa yang keterangan dalam kolom atau lajur tidak dibaca.
Untuk menghindari kejadian ini, pembelajaran membaca tabel seharusnya dimulai dari judul, kemudian ke bawah melihat kolom yang dibaca dan kesamping melihat lajur data yang dikehendaki barulah dilengkapi dengan informasi yang terdapat dalam tabel.
Bertolak dari permasalahan itulah dalam artikel ini akan dibahas tiga hal. Bagaimanakah persiapan pembelajaran membaca tabel, bagaimanakah pelaksanaan membaca tabel, bagaimanakah pengevaluasian membaca tabel  dengan strategi pemodelan dan kuis pada pelajaran bahasa Indonesia kelas 9 di SMPN 1 Boyolangu Tulungagung semester ganjil tahun 2010.
Dalam penelitian ditemukan bahwa siswa sering melakukan kesalahan dalam membaca tabel. Kesalahan ini karena ketidaklengkapan dalam membaca bagian-bagian tabel. Ketidaklengkapan ini terletak pada kekurangcermatan siswa dalam membaca. Sebagian besar siswa tidak membaca  judul. Siswa langsung membaca isi tabel.
Membaca yang dimaksud dalam penulisan  ini adalah  kemampuan siswa dalam membaca tabel yang dilakukan dengan intensif. Membaca tabel merupakan membaca intensif untuk mengetahui isi tabel, dan untuk mendeskripsikan tabel.
Tabel yang dimaksud dalam penulisan  ini adalah daftar yang berisi sejumlah fakta atau informasi berupa kata-kata atau bilangan yang tersusun berurut ke bawah dalam kolom dan lajur tertentu.
 Pemodelan  yang dimaksud dalam penulisan ini adalah contoh. Contoh tabel dan cara membacanya. Guru mendemonstrasikan cara membaca tabel. Guru mendemonstrasikan langkah-langkah membaca tabel dengan benar.
Pengertian Membaca
Membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis,kreatif yang dilakukan dengan tujuan memeroleh pemahaman yang bersifat menyuluruh tentang bacaan itu,dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Membaca juga  merupakan kegiatan berbahasa yang secara aktif menyerap informassi atau pesan yang disanpaikan melalui media tulis.(2007:15). Membaca merupakan ketrampilan berbahasa yang berhubungan dengan ketrampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakn suatu proses aktif yang bertujuan untuk memerlukan strategi.(2006:2).
Berkaitan dengan membaca, banyak tokoh yang berpendapat tentang  pengertian membaca dengan berbagai kekhasan masing-masing. Namun demikian, semua pendapat-pendapat mereka mengacu pada titik yang sama yaitu mengenai pengertian membaca. Tarigan (1990:7) mengungkapkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dengan demikian, membaca merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dari teks (bahasa tulis) yang dibaca. Artinya, dengan membaca seorang pembaca akan bertambah pengetahuan, ilmu, pengalaman, dan peka terhadap informasi apapun. Oleh karena itu, dengan banyak membaca maka dapat memperluas wawasan si pembaca.
Purwo (1997:5) mengungkapkan bahwa membaca adalah kegiatan yang “aktif”. Agar siswa dapat membaca secara aktif, maka mereka perlu dilatih untuk dapat mengkomunikasikan dua hal yaitu apa yang sudah mereka ketahui (apa yang ada dalam pikiran mereka) dan isi atau cerita yang mereka telusuri melalui kegiatan membaca. Pendapat Purwo ini lebih mengacu pada bagaimana pembaca secara aktif, yaitu baik fisik maupun pikirannya bekerja secara bersamaan dalam kegiatan membaca untuk memperoleh informasi. Agar memperoleh informasi dari bacaan dengan baik, maka diperlukan suatu latihan yang berkesinambungan.
Jenis Membaca
Jenis membaca menurut Taringan(1990:13-140) dibedakan atas (1) membaca dalam hati, (2) membaca nyaring, dan (3) membaca telaah. Membaca dalam hati dibedakan atas (1) membaca intensif  dan (2) membaca ekstensif. Membaca intensif dibedakan sebagai berikut: (a) membaca literar, (b) membaca kritis, dan (c)  membaca kreatif. Sedangkan membaca ekstensif dibedakan sebagai berikut: (a) membaca sekilas, (b) membaca dangkal, dan (c) membaca survey
Membaca telaah dibedakan atas (1) membaca telaah isi, (2) membaca telaah bahasa,  dan (3) membaca telaah sastra. Membaca telaah isi terdiri dari (a) membaca teliti, (b) membaca pemahaman, dan (c) membaca kritis. Dalam penelitiaan ini materi yang akan dibahas adalah jenis membaca nyaring, membaca ekstensif,dan membaca intensif.
 Pengertian Tabel
Tabel menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah daftar yang berisi ikhtiyar sejumlah besar data informasi yang biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak ( 1986 ).
Tabel adalah daftar yang berisi sejumlah fakta atau informasi berupa kata-kata atau bilangan yang tersusun berurut ke bawah dalam kolom dan lajur tertentu (2007:49) Lebih lanjut Agus Trianto ( 2007:11 ) mengatakan bahwa tabel merupakan objek membaca visual. Ketika membaca tabel tampilan visual ini digunakan untuk mempermudah dan memperjelas informasi yang diberikan dalam bentuk tulisan. Informasi yang berupa penyajian perbandingan angka-angka perkembangan sesuatu hal dari waktu ke waktu akan lebih mudah difahami dan diingat.
Bagian – bagian tabel
Bagian-bagian tabel adalah : (1) judul, (2) kolom, (3) lajur, (4) sumber informasi, dan (5) keterangan tabel.  Judul tabel di bawah ini adalah babak final piala sudirman. Kolom adalah garis-garis dari atas ke bawah di dalamnya terdapat judl kolom. Data yang terdapat dalam kolom adalah tahun. Kota penyelenggara, negera peserta, dan skor. Lajur adalah garis-garis horisontal yyang di dalamnya terdapat data berupa angka atau huruf.
Langkah-langkah membaca tabel
Langkah-langkah membaca tabel menurut buku Panduan Guru Bahan Penyerta Siaran Televisi Edukasi ( 2007:500) ada 4 yaitu  (1) bacalah judul tabel (2) amatilah kolom dan lajur yang ada di tabel (3) temukanlah informasi yang ada pada pertemuan kolom dan lajur (4) bacalah sumber informasi di bawah tabel  (jika ada).
Dalam hal membaca tabel Agus Trianto (2007:110) mengatakan sebagai berikut (1) perhatikan judul. Judul merupakan ringkasan atau inti informasi tebel/ diagaram/ grafik/ bagan, (2) pelajari informasi atau keterangan berupa angka-angka atau tulisan yang ada di bagian atas, bawah, kiri, atau kanan, (3) Catat informasi yang tersedia dalam table/diagram/grafik/bagan yang kita baca.
Pengertian Pemodelan
Pemodelan menurut Kasihani (2007:12) adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain berfikir, bekerja dan belajkar. Mendemonstrasikan bagaimana guru mengiginkan siswa untuk belajar. Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakanya.
Pemodelan menurut Suntari (2003:7) merupakan kegiatan pembelajaran yang dilandasi oleh filosofi bahwa pembelajaran akan berhasil dengan baik jika siswa diberikan model. Model yang dimaksud bisa berupa peragaan, contoh atau demonstrasi. Misalnya guru memperagakan bagaimana cara membawakan acara, cara membacakan puisi dan seterusnya. Model ini diperagakan dengan tujuan agar siswa dapat menirukan atau melakukan kegiatan seperti yang dicontohkan oleh guru. Pemodelan dapat dilakukan oleh guru atau siswa yang memiliki kelebihan dalam kegiatan tersebut.
 Teknik  Pemodelan
Teknik pemodelan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah siswa memperhatikan contoh yang diperagakan guru. Contoh diambil dari tabel yang sering ada dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya guru memberi contoh cara membaca kalender pada hari Selasa, .Setelah siswa memperhatikan contoh tersebut, siswa mencoba membaca dengan cara yang sama, tetapi bahasa boleh berbeda.
Tahap Persiapan
 Nasution (1988:31) mengatakan bahwa sebelum peneliti menyusun rancangan penelitian dianjurkan untuk mengadakan studi pendahuluan. Tujuan penyusunan rancangan adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif jenis penelitian kelas khususnya pembelajaran membaca tabel dengan strategi pemodelan dan kuis mata pelajaran bahasa Indonesia di kela IX SMPN 1 Boyolangu Tulungagung.
Bertolak dari amanat pendidikan yang tertuang dalam  stándar isi mata pelajaran bahasa Indonesia guru harus melakukan inovási pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan yang dilakukan adalah membuat persiapan mengajar. Persiapan mengajar dimulai dari membuat silabus dan RPP. Silabus berisi standar kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikakator, penilaian dan sumber belajar. Sedangkan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) merupakan penjabaran dari silabus. Dalam rpp persiapan pembelajaran lebih rinci dan jelas karena berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.
Persiapan yang lain adalah mempersiapkan instrumen pembelajajaran berupa tabel. Tabel yang diperlukan antara lain data prsesensi kelas, kalender tahun 2008, data piket kelas. Intrumen sebagai alat pembelajaran adalah soal dalam bentuk tabel lengkap dengan pertanyaannya, rubrik penilaian, lembar penilaian, lembar daftar nilai, lembar pengamatan guru, dan lembar wawancara siswa.
Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran dimulai dari membuka skemata siswa tentang materi yang diajarkan, menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan contoh yang diberikan guru cara membaca data di presensi kelas. Siswa menulis data yang ada dalam tabel  dalam bentuk paragraf. Guru selanjutnya memberikan contoh cara membaca tabel yang ada di dalam kelas, misalnya data kelas, data piket kelas.
Dalam membaca tabel harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) baca judulnya, karena judul merupakan ringkasan yang padat tentang informasi yang disampaikan. (b) baca keterangan di atas, bawah, samping, karena keterangan merupakan kunci penjelasan data yang disampaikan. (c) ajukan pertanyaan tentang tujuan, karena ketika membaca selalu ingat tujuan dan informasi yang kita cari. Berdasarkan petunjuk tersebut, siswa mencoba membaca tabel dalam bentuk kalender tahun 2008.
Setelah siswa dianggap mampu membaca tabel, siswa diberikan tabel berupa rubrik penilaian. Siswa memperhatikan guru yang mendemontsrasikan cara menilai pembacaan tabel dalam bentuk rubrik penilaian. Siswa diberikan tabel yang di bawahnya berisi pertanyaan tabel. Dalam waktu 5 menit, soal nomor harus sudah selesai dan ditukarkan kepada teman sebangku. Kegiatan selanjutnya adalah menilai pekerjaan teman sebangku. Siswa menilai kelengkapan data dengan bantuan guru dan rubrik penilaian..
Siswa mengerjakan pertanyaan yang kedua dengan proses yang sama ketika mengerjakan soal soal pertama. Pada saat mengerjakan soal kedua inilah pengalaman mengerjakan dan menilai soal pertama akan membantu siswa dalam mengerjakan. Jika siswa melakukan kesalahan pada soal pertama, mereka berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama pada saat mengerjakan soal kedua. Demikian sterusnya sampai soal keempat. Setelah lima menit, pekerjaan ditukarkan kepada teman sebangku. Langkah selanjutnya dilakukan seperti menyikapi soal pertma
Setelah itu, siswa diberikan lembar soal, lembar penilaian atau rubrik penilaian, pedoman penilaian.
1)        Tahap Penilaian
Penilaian dilakukan dengan cara penilain proses. Setiap selesai mengerjakan satu soal, pekerjaan siswa langsung ditukarkan dengan teman sebangkunya. Guru membiming cara menilai dengan panduan pedoman penilaian. Didalam panduan juga telah diberikan skor yang dapat digunakan untuk menilai kesalahan pekerjaan siswa.
Proses penilaian dalam pembelajaran membaca tabel dengan strategi pemodelan dan kuis merupakan penilaian yang sebenarnya (autentic assassment). Siswa langsung dinilai kemapuannya dalam membaca tabel. Siswa juga langsung mengetahui kesalahan yang dilakukan dalam membaca tabel sebelum mengerjakan soal yang kedua.
Penilaian selanjutnya adalah merekap nilai siswa. Seberapa besarkah kenaikan nilai siswa dalam setiap tahap dalam mengerjakan soal dapat dilihat dari rekapitulasi nilai siswa dalam setiap soal. Keberhasilan siswa dan ketuntasan belajar juga dapat dilihat dalam rekapan tersebut
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan cara observasioanl case study. Data diperoleh dari interaksi pembelajaran secara langsung dalam proses pembelajarab bahasa Indonesia di SMPN 1 Boyolangu Tulungagung. Data dikupulkan dari pengamatan langsung dan hasil tes. Wawancara, angket digunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dalam penelitian. Analisis data dilakukan dengan langkah pengumpulan data, reduksi data yang terdiri dari identifikasi data, klasifikasi data, dan kodifikasi data, (3) penyajian data, dan (4) penyimpulan/verifikasi.
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia di SMPN 1 Boyolangu Tulungagung melaksanakan (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) pengevaluasian.
Perencanaan pembelajaran mencakup mengadakan persiapan pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi dengan soal dan kunci soal. Agar penilaian dapat terlaksana dengan bagus maka dibantu instrumen berupa pedoman penilaian. Instrumen yang lain adalah angket untuk siswa dan lembar pengamatan untuk guru. Instrumen ini merupakan alat untuk merekam pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas sekaligus merupakan proses penelitian. Pada tahap pendahuluan, guru mengajak siswa untuk membaca tabel yang ada di dalam kelas. Tabel  tersebut berupa data presensi kelas, data piket kelas, dan tabel dalam bentuk kalender. Pada tahap ini terlihat sekali bahwa siswa belum mampu membaca tabel dengan benar. Mereka hanya membaca isinya tanpa membaca judul maupun keterangan.
Pada tahap inti pembelajaran, guru memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan. Soal harus dikerjakan oleh siswa dengan panduan guru. Setiap selesai mengerjakan soal, siswa dibimbing untuk menilai pekerjaan temannya dengan cara melihat pedoman penilaian atau rubrik penilaian membaca tabel.
Penilaian dilaksanakan terintegrasi dengan pembelajaran atau disebut penilaian proses. Tidak ada waktu khusus untuk mengadakan penilaian. Selesai proses pembelajaran guru sudah memperoleh nilai dari siswa dan bisa melihat keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran. Penilaian dilaksanakan dengan alat rubrik penialain dan pedoman penilaian. Penialai adalah siswa, dengan cara menilai pekerjaan teman sebangkunya. Proses menilai merupakan proses siswa memahami tabel. Proses ini juga merupakan proses guru dalam membantu siswa memahami bagaimana cara membaca tabel.
Soal pertama hasilnya diluar dugaan. Ternyata banyak siswa yang belum bisa membaca tabel. Padahal  sebelumnya sudah diberi contoh cara membaca, diberi model, dan siswa menyatakan bisa membaca tabel ketika ditanya apakah mereka sudah apaham atau belum. Ada 34 siswa atau 83% dari 41 siswa yang nilainya kurang dari 75. Berarti yang mendapat nilai minimal 75 hanya 7 siswa atau 17%   siswa yang mengikuti pembelajatan membaca tabel dengan strategi pemodelan dan kuis.
Setelah mengerjakan soal kedua barulah hasilnya tampak. Ternyata kuis yang berupa pertanyaan-pertanyaan dari guru,  kuis dalam bentuk pertanyaan yang mengarah kepada bimbingan pemahaman membaca tabel ternyata berhasil meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca tabel. Siswa yang memperoleh nilai minimal 75 ada 36 siswa atau 88% dari 41 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah 75 ada 5 orang atau 12% dari 41 siswa.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca tabel dengan strategi pemodelan dan kuis di SMPN 1 Boyolangu sangat membantu siswa dalam memahami tabel. Strategi ini dapat diterapkan atau minimal dicobakan untuk materi lain. Mengajar dengan persiapan matang, intrumen pendukung yang memadai dan mengadakan penilaian proses agar dapat memberikan tindak lanjut yang tepat.
RUJUKAN
 2007 . Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajran. Universitas Negeri Malang: BPSG Badan Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 15.
Moloeng, Lexy. 1995. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Mulyati, Yeti. 2006. Buku Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka
Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Departemen Pendidikan             Nasional.
 Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesis    Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Santoso, Barokah.2005.Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi. Bahasa dan sastra Indonesia unuk SMP/MTs. Kelas IX. Malang: Universitas Negeri Malang
Sudarso.1988. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia
Suyanto, Kasiani K, 2007. Pendekalatn, Metode dan teknik Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang. Badan Penyelenggara Sertifijaksi Guru (BPSG) Rayon 15
Tampubulon, D.P. 1989. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien, Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa