ABSTRAK
BUDI HARSONO, 2010. Pembelajaran Membaca Tabel dengan Strategi Pemodelan Kelas IX SMPN ! Boyolangu Tulungagung, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Islam Malang.
Kata Kunci : membaca tabel, pemodelan, kuis
Membaca tabel kelihatanya mudah. Karena anggapan itulah pembelajaran membaca tabel pun disampaikan ala kadarnya. Guru hanya menanyakan isi tabel kepada siswa tanpa menjelaskan bagaimana tabel itu dibaca.
Pembelajaran membaca tabel seharusnya disampaikan secara rinci dan sistematis, karena tabel pada dasarnya adalah ringkasan bacaan. Kehadiran tabel merupakan upaya penulis untuk membantu pembaca memahami isi bacaan. Agar mudah dipahami, membaca tabel dimulai dari membaca judul tabel, kolom, lajur, isi bahkan sampai pada keterangan tabel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran membaca tabel melalui strategi pemodelan dan kuis pada siswa Kelas 9 semester 2 SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Tahun 2010, mulai dari (1) mendeskripsikan persiapan pembelajaran, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran, dan (3) mendeskripsikan pengevaluasian pembelajaran
PEMBELAJARAN MEMBACA TABEL
DENGAN STRATEGI PEMODELAN
Ada empat keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis umumnya diperoleh secara berurutan. Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang terampil menyimak dan berbicara, dan selanjutnya diikuti keterampilan menulis. Sebenarnya keterampilan itu dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu keterampilan yang bersifat menerima atau reseptif (menyimak dan membaca) dan keterampilan yang bersifat menghasilkan atau produktif ( menulis dan berbicara)
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang terdapat dalam Standar Isi adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan membaca.
Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu bukan sekedar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987).
Dalam standar isi dinyatakan bahwa standar kompetensi membaca adalah agar siswa mampu membaca dan memahami ragam teks nonsastra dengan berbagai cara membaca. Misalnya membaca ekstensif dan itensif, membaca cepat, membaca memindai, membaca sekilas, membaca grafik, bagan, tabel, diagram. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2007 tanggal 5 November 2007 Standar Kompetensi Lulusan ujian Nasional 2008 (SKL) bahwa Standar Kompetensi Lulusan mata pelajaran bahaa Indonesia aspek membaca adalah memahami berbagai bentuk wacana tulis (artikel, berita, opini/tajuk, tabel, bagan, grafik, peta, denah) dan karya sastra puisi, cerpen, novel, drama.
Dalam standar kompetensi dan dan standar kelulusan tertera bahwa membaca tabel merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa. Karena merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki dan dikembangkan, seharusnya pembelajaran dilaksanakan terencana, sistematis dan konstekstual.
Tes kemampuan membaca tabel yang difokuskan pada kelengkapan data di kelas 9 menunjukkan perolehan bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Tidak ada siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 80. Siswa yang memperoleh nilai antara 70 dan 80 sebanyak 5 siswa atau 12 % dari 44 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 60 sampai dengan 69 sebanyak 43% atau 19 siswa, sedangkan sisanya, 20 siswa atau 25% mendapat nilai di bawah 60.
Sebagian besar kesalahan mereka terdapat pada ketidaklengkapan infomasi yang ada dalam tabel, misalnya ada siswa yang lupa membaca judul, ada siswa yang keterangan dalam kolom atau lajur tidak dibaca.
Untuk menghindari kejadian ini, pembelajaran membaca tabel seharusnya dimulai dari judul, kemudian ke bawah melihat kolom yang dibaca dan kesamping melihat lajur data yang dikehendaki barulah dilengkapi dengan informasi yang terdapat dalam tabel.
Bertolak dari permasalahan itulah dalam artikel ini akan dibahas tiga hal. Bagaimanakah persiapan pembelajaran membaca tabel, bagaimanakah pelaksanaan membaca tabel, bagaimanakah pengevaluasian membaca tabel dengan strategi pemodelan dan kuis pada pelajaran bahasa Indonesia kelas 9 di SMPN 1 Boyolangu Tulungagung semester ganjil tahun 2010.
Dalam penelitian ditemukan bahwa siswa sering melakukan kesalahan dalam membaca tabel. Kesalahan ini karena ketidaklengkapan dalam membaca bagian-bagian tabel. Ketidaklengkapan ini terletak pada kekurangcermatan siswa dalam membaca. Sebagian besar siswa tidak membaca judul. Siswa langsung membaca isi tabel.
Membaca yang dimaksud dalam penulisan ini adalah kemampuan siswa dalam membaca tabel yang dilakukan dengan intensif. Membaca tabel merupakan membaca intensif untuk mengetahui isi tabel, dan untuk mendeskripsikan tabel.
Tabel yang dimaksud dalam penulisan ini adalah daftar yang berisi sejumlah fakta atau informasi berupa kata-kata atau bilangan yang tersusun berurut ke bawah dalam kolom dan lajur tertentu.
Pemodelan yang dimaksud dalam penulisan ini adalah contoh. Contoh tabel dan cara membacanya. Guru mendemonstrasikan cara membaca tabel. Guru mendemonstrasikan langkah-langkah membaca tabel dengan benar.
Pengertian Membaca
Membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis,kreatif yang dilakukan dengan tujuan memeroleh pemahaman yang bersifat menyuluruh tentang bacaan itu,dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Membaca juga merupakan kegiatan berbahasa yang secara aktif menyerap informassi atau pesan yang disanpaikan melalui media tulis.(2007:15). Membaca merupakan ketrampilan berbahasa yang berhubungan dengan ketrampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakn suatu proses aktif yang bertujuan untuk memerlukan strategi.(2006:2).
Berkaitan dengan membaca, banyak tokoh yang berpendapat tentang pengertian membaca dengan berbagai kekhasan masing-masing. Namun demikian, semua pendapat-pendapat mereka mengacu pada titik yang sama yaitu mengenai pengertian membaca. Tarigan (1990:7) mengungkapkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dengan demikian, membaca merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dari teks (bahasa tulis) yang dibaca. Artinya, dengan membaca seorang pembaca akan bertambah pengetahuan, ilmu, pengalaman, dan peka terhadap informasi apapun. Oleh karena itu, dengan banyak membaca maka dapat memperluas wawasan si pembaca.
Purwo (1997:5) mengungkapkan bahwa membaca adalah kegiatan yang “aktif”. Agar siswa dapat membaca secara aktif, maka mereka perlu dilatih untuk dapat mengkomunikasikan dua hal yaitu apa yang sudah mereka ketahui (apa yang ada dalam pikiran mereka) dan isi atau cerita yang mereka telusuri melalui kegiatan membaca. Pendapat Purwo ini lebih mengacu pada bagaimana pembaca secara aktif, yaitu baik fisik maupun pikirannya bekerja secara bersamaan dalam kegiatan membaca untuk memperoleh informasi. Agar memperoleh informasi dari bacaan dengan baik, maka diperlukan suatu latihan yang berkesinambungan.
Jenis Membaca
Jenis membaca menurut Taringan(1990:13-140) dibedakan atas (1) membaca dalam hati, (2) membaca nyaring, dan (3) membaca telaah. Membaca dalam hati dibedakan atas (1) membaca intensif dan (2) membaca ekstensif. Membaca intensif dibedakan sebagai berikut: (a) membaca literar, (b) membaca kritis, dan (c) membaca kreatif. Sedangkan membaca ekstensif dibedakan sebagai berikut: (a) membaca sekilas, (b) membaca dangkal, dan (c) membaca survey
Membaca telaah dibedakan atas (1) membaca telaah isi, (2) membaca telaah bahasa, dan (3) membaca telaah sastra. Membaca telaah isi terdiri dari (a) membaca teliti, (b) membaca pemahaman, dan (c) membaca kritis. Dalam penelitiaan ini materi yang akan dibahas adalah jenis membaca nyaring, membaca ekstensif,dan membaca intensif.
Pengertian Tabel
Tabel menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah daftar yang berisi ikhtiyar sejumlah besar data informasi yang biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak ( 1986 ).
Tabel adalah daftar yang berisi sejumlah fakta atau informasi berupa kata-kata atau bilangan yang tersusun berurut ke bawah dalam kolom dan lajur tertentu (2007:49) Lebih lanjut Agus Trianto ( 2007:11 ) mengatakan bahwa tabel merupakan objek membaca visual. Ketika membaca tabel tampilan visual ini digunakan untuk mempermudah dan memperjelas informasi yang diberikan dalam bentuk tulisan. Informasi yang berupa penyajian perbandingan angka-angka perkembangan sesuatu hal dari waktu ke waktu akan lebih mudah difahami dan diingat.
Bagian – bagian tabel
Bagian-bagian tabel adalah : (1) judul, (2) kolom, (3) lajur, (4) sumber informasi, dan (5) keterangan tabel. Judul tabel di bawah ini adalah babak final piala sudirman. Kolom adalah garis-garis dari atas ke bawah di dalamnya terdapat judl kolom. Data yang terdapat dalam kolom adalah tahun. Kota penyelenggara, negera peserta, dan skor. Lajur adalah garis-garis horisontal yyang di dalamnya terdapat data berupa angka atau huruf.
Langkah-langkah membaca tabel
Langkah-langkah membaca tabel menurut buku Panduan Guru Bahan Penyerta Siaran Televisi Edukasi ( 2007:500) ada 4 yaitu (1) bacalah judul tabel (2) amatilah kolom dan lajur yang ada di tabel (3) temukanlah informasi yang ada pada pertemuan kolom dan lajur (4) bacalah sumber informasi di bawah tabel (jika ada).
Dalam hal membaca tabel Agus Trianto (2007:110) mengatakan sebagai berikut (1) perhatikan judul. Judul merupakan ringkasan atau inti informasi tebel/ diagaram/ grafik/ bagan, (2) pelajari informasi atau keterangan berupa angka-angka atau tulisan yang ada di bagian atas, bawah, kiri, atau kanan, (3) Catat informasi yang tersedia dalam table/diagram/grafik/bagan yang kita baca.
Pengertian Pemodelan
Pemodelan menurut Kasihani (2007:12) adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain berfikir, bekerja dan belajkar. Mendemonstrasikan bagaimana guru mengiginkan siswa untuk belajar. Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakanya.
Pemodelan menurut Suntari (2003:7) merupakan kegiatan pembelajaran yang dilandasi oleh filosofi bahwa pembelajaran akan berhasil dengan baik jika siswa diberikan model. Model yang dimaksud bisa berupa peragaan, contoh atau demonstrasi. Misalnya guru memperagakan bagaimana cara membawakan acara, cara membacakan puisi dan seterusnya. Model ini diperagakan dengan tujuan agar siswa dapat menirukan atau melakukan kegiatan seperti yang dicontohkan oleh guru. Pemodelan dapat dilakukan oleh guru atau siswa yang memiliki kelebihan dalam kegiatan tersebut.
Teknik Pemodelan
Teknik pemodelan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah siswa memperhatikan contoh yang diperagakan guru. Contoh diambil dari tabel yang sering ada dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya guru memberi contoh cara membaca kalender pada hari Selasa, .Setelah siswa memperhatikan contoh tersebut, siswa mencoba membaca dengan cara yang sama, tetapi bahasa boleh berbeda.
Tahap Persiapan
Nasution (1988:31) mengatakan bahwa sebelum peneliti menyusun rancangan penelitian dianjurkan untuk mengadakan studi pendahuluan. Tujuan penyusunan rancangan adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif jenis penelitian kelas khususnya pembelajaran membaca tabel dengan strategi pemodelan dan kuis mata pelajaran bahasa Indonesia di kela IX SMPN 1 Boyolangu Tulungagung.
Bertolak dari amanat pendidikan yang tertuang dalam stándar isi mata pelajaran bahasa Indonesia guru harus melakukan inovási pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan yang dilakukan adalah membuat persiapan mengajar. Persiapan mengajar dimulai dari membuat silabus dan RPP. Silabus berisi standar kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikakator, penilaian dan sumber belajar. Sedangkan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) merupakan penjabaran dari silabus. Dalam rpp persiapan pembelajaran lebih rinci dan jelas karena berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.
Persiapan yang lain adalah mempersiapkan instrumen pembelajajaran berupa tabel. Tabel yang diperlukan antara lain data prsesensi kelas, kalender tahun 2008, data piket kelas. Intrumen sebagai alat pembelajaran adalah soal dalam bentuk tabel lengkap dengan pertanyaannya, rubrik penilaian, lembar penilaian, lembar daftar nilai, lembar pengamatan guru, dan lembar wawancara siswa.
Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran dimulai dari membuka skemata siswa tentang materi yang diajarkan, menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan contoh yang diberikan guru cara membaca data di presensi kelas. Siswa menulis data yang ada dalam tabel dalam bentuk paragraf. Guru selanjutnya memberikan contoh cara membaca tabel yang ada di dalam kelas, misalnya data kelas, data piket kelas.
Dalam membaca tabel harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) baca judulnya, karena judul merupakan ringkasan yang padat tentang informasi yang disampaikan. (b) baca keterangan di atas, bawah, samping, karena keterangan merupakan kunci penjelasan data yang disampaikan. (c) ajukan pertanyaan tentang tujuan, karena ketika membaca selalu ingat tujuan dan informasi yang kita cari. Berdasarkan petunjuk tersebut, siswa mencoba membaca tabel dalam bentuk kalender tahun 2008.
Setelah siswa dianggap mampu membaca tabel, siswa diberikan tabel berupa rubrik penilaian. Siswa memperhatikan guru yang mendemontsrasikan cara menilai pembacaan tabel dalam bentuk rubrik penilaian. Siswa diberikan tabel yang di bawahnya berisi pertanyaan tabel. Dalam waktu 5 menit, soal nomor harus sudah selesai dan ditukarkan kepada teman sebangku. Kegiatan selanjutnya adalah menilai pekerjaan teman sebangku. Siswa menilai kelengkapan data dengan bantuan guru dan rubrik penilaian..
Siswa mengerjakan pertanyaan yang kedua dengan proses yang sama ketika mengerjakan soal soal pertama. Pada saat mengerjakan soal kedua inilah pengalaman mengerjakan dan menilai soal pertama akan membantu siswa dalam mengerjakan. Jika siswa melakukan kesalahan pada soal pertama, mereka berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama pada saat mengerjakan soal kedua. Demikian sterusnya sampai soal keempat. Setelah lima menit, pekerjaan ditukarkan kepada teman sebangku. Langkah selanjutnya dilakukan seperti menyikapi soal pertma
Setelah itu, siswa diberikan lembar soal, lembar penilaian atau rubrik penilaian, pedoman penilaian.
1) Tahap Penilaian
Penilaian dilakukan dengan cara penilain proses. Setiap selesai mengerjakan satu soal, pekerjaan siswa langsung ditukarkan dengan teman sebangkunya. Guru membiming cara menilai dengan panduan pedoman penilaian. Didalam panduan juga telah diberikan skor yang dapat digunakan untuk menilai kesalahan pekerjaan siswa.
Proses penilaian dalam pembelajaran membaca tabel dengan strategi pemodelan dan kuis merupakan penilaian yang sebenarnya (autentic assassment). Siswa langsung dinilai kemapuannya dalam membaca tabel. Siswa juga langsung mengetahui kesalahan yang dilakukan dalam membaca tabel sebelum mengerjakan soal yang kedua.
Penilaian selanjutnya adalah merekap nilai siswa. Seberapa besarkah kenaikan nilai siswa dalam setiap tahap dalam mengerjakan soal dapat dilihat dari rekapitulasi nilai siswa dalam setiap soal. Keberhasilan siswa dan ketuntasan belajar juga dapat dilihat dalam rekapan tersebut
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan cara observasioanl case study. Data diperoleh dari interaksi pembelajaran secara langsung dalam proses pembelajarab bahasa Indonesia di SMPN 1 Boyolangu Tulungagung. Data dikupulkan dari pengamatan langsung dan hasil tes. Wawancara, angket digunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dalam penelitian. Analisis data dilakukan dengan langkah pengumpulan data, reduksi data yang terdiri dari identifikasi data, klasifikasi data, dan kodifikasi data, (3) penyajian data, dan (4) penyimpulan/verifikasi.
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia di SMPN 1 Boyolangu Tulungagung melaksanakan (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) pengevaluasian.
Perencanaan pembelajaran mencakup mengadakan persiapan pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi dengan soal dan kunci soal. Agar penilaian dapat terlaksana dengan bagus maka dibantu instrumen berupa pedoman penilaian. Instrumen yang lain adalah angket untuk siswa dan lembar pengamatan untuk guru. Instrumen ini merupakan alat untuk merekam pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas sekaligus merupakan proses penelitian. Pada tahap pendahuluan, guru mengajak siswa untuk membaca tabel yang ada di dalam kelas. Tabel tersebut berupa data presensi kelas, data piket kelas, dan tabel dalam bentuk kalender. Pada tahap ini terlihat sekali bahwa siswa belum mampu membaca tabel dengan benar. Mereka hanya membaca isinya tanpa membaca judul maupun keterangan.
Pada tahap inti pembelajaran, guru memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan. Soal harus dikerjakan oleh siswa dengan panduan guru. Setiap selesai mengerjakan soal, siswa dibimbing untuk menilai pekerjaan temannya dengan cara melihat pedoman penilaian atau rubrik penilaian membaca tabel.
Penilaian dilaksanakan terintegrasi dengan pembelajaran atau disebut penilaian proses. Tidak ada waktu khusus untuk mengadakan penilaian. Selesai proses pembelajaran guru sudah memperoleh nilai dari siswa dan bisa melihat keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran. Penilaian dilaksanakan dengan alat rubrik penialain dan pedoman penilaian. Penialai adalah siswa, dengan cara menilai pekerjaan teman sebangkunya. Proses menilai merupakan proses siswa memahami tabel. Proses ini juga merupakan proses guru dalam membantu siswa memahami bagaimana cara membaca tabel.
Soal pertama hasilnya diluar dugaan. Ternyata banyak siswa yang belum bisa membaca tabel. Padahal sebelumnya sudah diberi contoh cara membaca, diberi model, dan siswa menyatakan bisa membaca tabel ketika ditanya apakah mereka sudah apaham atau belum. Ada 34 siswa atau 83% dari 41 siswa yang nilainya kurang dari 75. Berarti yang mendapat nilai minimal 75 hanya 7 siswa atau 17% siswa yang mengikuti pembelajatan membaca tabel dengan strategi pemodelan dan kuis.
Setelah mengerjakan soal kedua barulah hasilnya tampak. Ternyata kuis yang berupa pertanyaan-pertanyaan dari guru, kuis dalam bentuk pertanyaan yang mengarah kepada bimbingan pemahaman membaca tabel ternyata berhasil meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca tabel. Siswa yang memperoleh nilai minimal 75 ada 36 siswa atau 88% dari 41 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah 75 ada 5 orang atau 12% dari 41 siswa.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca tabel dengan strategi pemodelan dan kuis di SMPN 1 Boyolangu sangat membantu siswa dalam memahami tabel. Strategi ini dapat diterapkan atau minimal dicobakan untuk materi lain. Mengajar dengan persiapan matang, intrumen pendukung yang memadai dan mengadakan penilaian proses agar dapat memberikan tindak lanjut yang tepat.
RUJUKAN
2007 . Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajran. Universitas Negeri Malang: BPSG Badan Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 15.
Moloeng, Lexy. 1995. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Mulyati, Yeti. 2006. Buku Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka
Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesis Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Santoso, Barokah.2005.Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi. Bahasa dan sastra Indonesia unuk SMP/MTs. Kelas IX. Malang: Universitas Negeri Malang
Sudarso.1988. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia
Suyanto, Kasiani K, 2007. Pendekalatn, Metode dan teknik Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang. Badan Penyelenggara Sertifijaksi Guru (BPSG) Rayon 15
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar